ASPEK ASPEK MEMBACA
Menurut
Broughton dalam Tarigan (2008:12) mengemukakan terdapat dua aspek penting dalam
membaca, yaitu :
a)
Keterampilan
yang bersifat mekanis
(mechanical skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
Aspek ini mencakup :
1)
Pengenalan
bentuk huruf;
2)
Pengenalan
unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan
lain-lain);
3)
Pengenalan
hubungan ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”);
4)
Kecepatan
membaca ke taraf lambat.
b)
Keterampilan
yang bersifat pemahaman (comprehension
skills), yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Aspek ini mencakup :
1)
Memahami
pengertian yang sederhana (leksikal, gramatikan, dan retorikal);
2)
Memahami
signifikasi atau makna (a.l maksud dan tujuan pengarang, relevansi atau keadaan
kebudayaan, dan reaksi pembaca);
3)
Evaluasi
atau penilaian (isi dan bentuk);
4)
Kecepatan
membaca fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Menurut Broughton dalam Tarigan (2008:12), Untuk
mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis tersebut, aktivitas
yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara (atau reading aloud; oral reading). Untuk keterampilan pemahaman yang paling tepat (comprehension skills) adalah dengan
membaca dalam hati (silent reading),
yang dapat pula dibagi atas :
1)
Membaca
ekstensif (extensive reading) yaitu
membaca secara luas, dapat menyerap pengetahuan yang lebih luas dan umum;
2)
Membaca
intensif (intensive reading), yaitu
membaca untuk memperoleh pemahaman yang mendalam.
Selanjutnya,
membaca ekstensif ini mencakup pula (Broughton, dalam Tarigan (2008:12)) :
1)
Membaca
survey (survey reading), yaitu untuk
mengetahui gambaran umum serta ruang lingkup dari bacaan yang hendak dibaca.
Misal nama pengarang, judul, bab, dan sub babnya;
2)
Membaca
sekilas (skimming), yaitu membaca
dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagiannya;
3)
Membaca
dangkal (superficial reading), yaitu
membaca tidak terlalu mendalam, hanya untuk mengisi waktu luang.
Sedangkan,
membaca intensif dapat pula dibagi atas (Broughton, dalam Tarigan (2008:12) :
1)
Membaca telaah
isi
(content study reading), yang
mencakup pula :
a)
Membaca
teliti (close reading), yaitu untuk
memahami secara detail gagasan teks bacaan untuk melihat organisasi penulisan
atau pendekatan yang digunakan oleh penulis;
b)
Membaca
pemahaman (comprehensive reading), yaitu untuk memahami standar norma
kesustraan, dan pola fisik
c)
Membaca
kritis (critical reading), yaitu
membaca dengan pemahaman yang lebih tinggi dan harus detail, perlu ditanggapi
dan bahkan dianalisis bukan hanya mencari kesalahan orang lain;
d)
Membaca
ide (reading for ideas), yaitu
membaca untuk menemukan ide-ide pokok bacaan.
2)
Membaca telaah
bahasa
(language study reading), yang
mencakup pula :
a)
Membaca
bahasa asing (foreign language reading),
yaitu membaca bahasa asing dengan baik dan benar untuk mengembangkan kosakata
agar mencapai kefasihan;
b)
Membaca
sastra (literary reading), yaitu
membaca karya sastra, baik dalam hubungan dengan kepentingan apresiasi ataupun
studi.
Berdasarkan
beberapa aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam keterampilan
membaca terdapat dua aspek yang harus diperhatikan yaitu (1) keterampilan yang
bersifat mekanis, dan (2) keterampilan yang bersifat pemahaman. Kedua aspek
tersebut terdapat aspek-aspek yang lebih kecil seperti pengenalan bentuk huruf,
pengenalan ejaan kata, kalimat dengan baik dan benar, dan maksud atau makna
dari sebuah bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2010. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angka Bandung.
2 comments:
HAY KAK
cara membuat blog secantik ini bagaimana ya
halo tyasti, coba kamu sering membaca cara membuat blog cantik di google. saya belajar otodidak dari google ^^
Post a Comment