SELAMAT DATANG DI BLOG MARTHA PUSPITA RIMA PUTRI ^_^ BLOG BERBAGI INFORMASI SEPUTAR ILMU PENGETAHUAN DAN DUNIA PENDIDIKAN :)

Friday, 2 January 2015

Teori Belajar Jerome Bruner



DAFTAR ISI




BAB I

PENDAHULUAN


Dalam hal pendidikan, tentu tidak akan terlepas dari kata belajar, dimana belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisah dari semua kegiatan mereka dalam menunut ilmu dilembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mengajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, sore hari atau pagi hari.[1] Dari dulu hingga sekarang para ahli psikologi dan pendidikan tidak bosan-bosannya membicarakan masalah belajar. Penelitian demi penilitian sudah pula dilakukan. Berbagai teori belajar sudah tercipta sebagai hasil dari penelitian.[2]
Dari beberapa teori yang terdcipta tersebut ada teori belajar yang dikembangkan oleh Jerome Bruner, diamana pada saat ini teori merupakan salah satu teori yang baik untuk dikembangkan di era globalisasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini akan menjelaskan mengenai beografi Jerome Bruner, konsep belajar menurut Jerome Bruner, belajar penemuan  menurut jerome bruner, ciri khas teori pembelajaran menurut bruner, penerapan belajar  jerome bruner dalam pembelajaran pai dan kelebihan serta kekurangannya.
            Dari dasar teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah dengan menemukan (discovery learning), siswa mengorganisasikan bahan pelajran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat berfikir anak. Pendidikan hakikatnya merupakan proses penemuan personal (personal discovery).


BAB II

PEMBAHASAN


A. Biografi Jerome S. Bruner
Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome Seymour Bruner. Jerome Bruner dilahirkan pada tahun 1915. Beliau, bertugas sebagai profesor psikologi di Universiti Harvard di Amerika Serikat dan dilantik sebagai pengarah di Pusat Pengajaran Kognitif dari tahun 1961 sehingga 1972, dan memainkan peranan penting dalam struktur Projek Madison di Amerika Serikat. 
Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan mentransformasi pengeuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Setelah itu, beliau menjadi seorang profesor Psikologi di Universiti Oxford di England.

B. Teori Belajar Menurut Jerome S. Bruner          
         Dari dasar teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah dengan menemukan (discovery learning), siswa mengorganisasikan bahan pelajran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat berfikir anak. Pendidikan hakikatnya merupakan proses penemuan personal (personal discovery). 
         Jerome Bruner (1966) adalah seorang pengikut setia teori kognitif khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. Ia menandai perkembangan kognitif manusia seebagai berikut :
a. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan.
b. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system penyimpanan informasi secara 
    realis. 
c. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau 
    pada orang lain melalui kata-kata atau lambing tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang
    akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan diri sendiri.
d   d. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru, atau orang tua dengan anak diperlukan bagi  
         perkembangan kognitifnya.
e.       Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif,karena bahasa merupakan alat komunikasi untuk manusia.untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa.bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
        Dalam memandang proses belajar Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Dengan teorinya yang diseebut Discovery Learning, ia mengatakan bahwa
belajar akan berjalan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Jika piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang, maka Bruner menyatakaan bahwa perkembangan bahasa berar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif.
Teori Discovery Learning ( Belajar Menemukan) ada yang menyebutnya sebagai belajar inkuiri ( Inquiry Learning) yaitu suatu kegiatan belajar yang mengemukakan aktivitas anak. Inkuiri menekankan kepada proses mencarinya,sedangkan Discovery (menemukan) menekankan kepada penemuannya. Siswa yang melakukan kegiatan pencarian, apalagi yang sistematis dan teratur kemungkinan besar menemukan sesuatu, sedangkan penemuan pada hakikatnya adalah suatu hasil dari proses pencarian

C.    Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Jerome Bruner

Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif, para pembelajr harus melalui tiga tahapan pembelajaran. Tiga tahapan perkembangan intelektual itu menurut Bruner meliputi :
a.       Tahap enaktif (enactive) 0-2 tahun, seseorang melakukan aktivitas- aktivitas dalam upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
b.      Tahap ikonik ( iconic) 2-4 tahun, seseorang memahami objek-objek atau dunianya memalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dinia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan ( tamsil ) dan perbandingan ( komparasi).
c.       Tahap simbolik 5-7 tahun, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui symbol-simbol bahasa,logika , matematika, dan sebagainya. Komukasinya dilakukan dengan menggunakan system symbol. Semakin matang seseorang dalam proses berfikirnya semakin dominan system simbolnya. Meskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi menggunakan system enaktif dan ikonik. Penggunaan media dalam pembelajaran meripakan salah satu bukti masih diperlukannya system enaktif dan ikonik dalam proses belajar.

D.    Langkah-langkah Pembelajaran Menurut Jerome Bruner

Langkah- langkah pembelajaraan menurut Bruner, dirumuskan sebagai berikut :
a.      Menentukan tujuan pembelajaran
b.      Melakukan identifikasi karakteristik siswa, entry behavior
c.      Memilih materi pelajaran
d.      Menentukan topic – topic yang daapat dipelajari siswa secara induktif
e.       Mengembangkan bahan – bahn belajar yang berupa contoh- contoh, ilustrasi, tugas, dan 
          sebagainya untuk dipelajari siswa
f.       Mengatur topic- topic pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
          abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g.      Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa[3]

 

E.     Ciri-ciri Pembelajaran Menurut Jerome Bruner

Terdapat dua ciri konsep belajar penemuan  Bruner ini, diantaranya: Pertama tentang discovery itu sendiri merupakan ciri umum dari teori Bruner ini, diamana teori ini mengarahkan agar peserta didik mampu dalam menemukan, mengolah, memilah dan mengembangkan. Berbeda dengan teori yang lain seperti teori, behavioristik yang belajar berdasarkan pengalaman tidak memperhatikan aspek kognitifnya. kedua konsep kurikulum spiral dimana dalam teorinya di tuntut adanya pengulangan-pengulangan terhadap penegetahuan yang sama namun diulang dengan pembahsan yang lebih luas dan mendalam. Seperti pengetahuan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial  yang di ajarkan pada sekolah dasar, kemudian ilmu pengetahuan tersebut masih dapat diajarkan di perguruan Tinggi seperti Psikologi Belajar. Psikologi belajar merupakan pengetahuan yang sama dengan Ilmu Pengetahuan Sosial  namun pembahasan psikologi belajar lebih mendalam.
Adapun ciri khasnya yaitu:
a.       Empat Tema tentang Pendidikan
Tema pertama mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan. Hal ini perlu karena dengan struktur pengetahuan kita menolong siswa untuk untuk melihat, bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada hubungan, dapat dihubungkan satu dengan yang lain.Tema kedua adalah tentang kesiapan untuk belajar. Menurut Bruner kesiapan terdiri atas penguasaan ketrampilan-ketrampilan yang lebih sederhana yang dapat mengizinkan seseorang untuk mencapai kerampilan-ketrampilan yang lebih tinggi.Tema ketiga adalah menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan. Dengan intuisi, teknik-teknik intelektual untuk sampai pada formulasi-formulasi tentatif tanpa melalui langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah formulasi-formulasi itu merupaka kesimpulan yang sahih atau tidak.Tema keempat adalah tentang motivasi atau keingianan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu.

b.      Model dan Kategori
Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif. Berlawanan dengan penganut teori perilakau Bruner yakin bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan tidak hanya terjadi di lingkungan tetapi juga dalam diri orang itu sendiri. Asumsi kedua adalah bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoleh sebelumnya, suatu model alam (model of the world). Model Bruner ini mendekati sekali struktur kognitif Aussebel. Setiap model seseorang khas bagi dirinya. Dengan menghadapi berbagai aspek dari lingkungan kita, kita akan membentuk suatu struktur atau model yang mengizinkan kita untuk mengelompokkan hal-hal tertentu atau membangun suatu hubungan antara hal-hal yang diketahui.
c.       Belajar sebagai Proses Kognitif
Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu adalah (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Bruner, 1973). Informasi baru dapat merupakan penghalusan dari informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang atau informasi itu dapat bersifat sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang. Dalam transformasi pengetahuan seseorang mempelakukan pengetahuan agar cocok dengan tugas baru. Jadi, transformasi menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan, apakah dengan cara ekstrapolasi atau dengan mengubah bentuk.

Ciri khas Teori Bruner dan perbedaannya dengan teori yang lain
Teori Bruner mempunyai ciri khas daripada teori belajar yang lain yaitu tentang ”discovery” yaitu belajar dengan menemukan konsep sendiri. Disamping itu, karena teori Bruner ini banyak menuntut pengulangan-penulangan, maka desain yang berulang-ulang itu disebut ”kurikulum spiral kurikulum”. Secara singkat, kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi materi pelajaran setahap demi setahap dari yang sederhana ke yang kompleks, dimana materi yang sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya sehingga siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.
Bruner berpendapat bahwa seseorang murid belajar dengan cara menemui struktur konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak membentuk konsep dengan melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Selain itu, pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswa  menemukan konsep yang baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama melalui pembelajaran penemuan.

F.     Implikasi Teori Perkembangan Kognitif Jerome Bruner

Implikasi tentang perkembangan kognitif menurut Bruner dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a.       Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap objek.
b.       Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran anak.
c.       Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu, pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak.


SIMPULAN

 

Teori Bruner mempunyai ciri khas daripada teori belajar yang lain yaitu tentang ”discovery” yaitu belajar dengan menemukan konsep sendiri. Disamping itu, karena teori Bruner ini banyak menuntut pengulangan-penulangan, maka desain yang berulang-ulang itu disebut ”kurikulum spiral kurikulum”. Secara singkat, kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi materi pelajaran setahap demi setahap dari yang sederhana ke yang kompleks, dimana materi yang sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya sehingga siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.
Bruner berpendapat bahwa seseorang murid belajar dengan cara menemui struktur konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak membentuk konsep dengan melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Selain itu, pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswa  menemukan konsep yang baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama melalui pembelajaran penemuan.



Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Akasara : Jakarta.
Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta
Hariyanto. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Rosda : Surabaya



[1] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT. Rineka Cipta,2008), cet. ke-2,  12
[2] Ibid., 17
[3]  Budiningsih, 2005: 50

0 comments:

Post a Comment

Love is...
© Rima Putri's Blog - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace