DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal
pendidikan, tentu tidak akan terlepas dari kata belajar, dimana belajar adalah
suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau
mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah
merupakan bagian yang tidak terpisah dari semua kegiatan mereka dalam menunut
ilmu dilembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mengajar mereka lakukan
setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, sore hari atau pagi
hari.[1]
Dari dulu hingga sekarang para ahli psikologi dan pendidikan tidak bosan-bosannya
membicarakan masalah belajar. Penelitian demi penilitian sudah pula dilakukan.
Berbagai teori belajar sudah tercipta sebagai hasil dari penelitian.[2]
Dari
beberapa teori yang terdcipta tersebut ada teori belajar yang dikembangkan oleh
Jerome Bruner, diamana pada saat ini teori merupakan salah satu teori yang baik
untuk dikembangkan di era globalisasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
akan menjelaskan mengenai beografi Jerome Bruner, konsep belajar menurut
Jerome Bruner, belajar penemuan menurut
jerome bruner, ciri khas teori pembelajaran menurut bruner, penerapan
belajar jerome bruner dalam pembelajaran
pai dan kelebihan serta kekurangannya.
Dari dasar teori Bruner adalah
ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif saat
belajar di kelas. Konsepnya adalah dengan menemukan (discovery learning), siswa
mengorganisasikan bahan pelajran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir
yang sesuai dengan tingkat berfikir anak. Pendidikan hakikatnya merupakan
proses penemuan personal (personal discovery).
BAB II
PEMBAHASAN
Bruner
yang memiliki nama lengkap Jerome Seymour Bruner. Jerome Bruner dilahirkan pada
tahun 1915. Beliau, bertugas sebagai profesor psikologi di Universiti Harvard
di Amerika Serikat dan dilantik sebagai pengarah di Pusat Pengajaran Kognitif
dari tahun 1961 sehingga 1972, dan memainkan peranan penting dalam struktur
Projek Madison di Amerika Serikat.
Bruner
banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana
manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan mentransformasi pengeuan.
Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan
pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang
memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang
diberikan kepada dirinya. Setelah
itu, beliau menjadi seorang profesor Psikologi di Universiti Oxford di England.
Dari dasar teori Bruner adalah
ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif saat
belajar di kelas. Konsepnya adalah dengan menemukan (discovery learning), siswa
mengorganisasikan bahan pelajran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir
yang sesuai dengan tingkat berfikir anak. Pendidikan hakikatnya merupakan
proses penemuan personal (personal discovery).
Jerome Bruner (1966) adalah seorang
pengikut setia teori kognitif khususnya dalam studi perkembangan fungsi
kognitif. Ia menandai perkembangan kognitif manusia seebagai berikut :a. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan.
b. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system penyimpanan informasi secara
realis.
c. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau
pada orang lain melalui kata-kata atau lambing tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang
akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan diri sendiri.
d d. Interaksi
secara sistematis antara pembimbing, guru, atau orang tua dengan anak
diperlukan bagi
perkembangan kognitifnya.
e. Bahasa
adalah kunci perkembangan kognitif,karena bahasa merupakan alat komunikasi
untuk manusia.untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa.bahasa
diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
Dalam memandang proses belajar
Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang.
Dengan teorinya yang diseebut Discovery
Learning, ia mengatakan bahwabelajar akan berjalan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Jika piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang, maka Bruner menyatakaan bahwa perkembangan bahasa berar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif.
Teori Discovery Learning ( Belajar Menemukan) ada
yang menyebutnya sebagai belajar inkuiri ( Inquiry Learning) yaitu suatu
kegiatan belajar yang mengemukakan aktivitas anak. Inkuiri menekankan kepada
proses mencarinya,sedangkan Discovery (menemukan) menekankan kepada
penemuannya. Siswa yang melakukan kegiatan pencarian, apalagi yang sistematis
dan teratur kemungkinan besar menemukan sesuatu, sedangkan penemuan pada
hakikatnya adalah suatu hasil dari proses pencarian
C. Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Jerome Bruner
Menurut Bruner seiring dengan
terjadinya pertumbuhan kognitif, para pembelajr harus melalui tiga tahapan
pembelajaran. Tiga tahapan perkembangan intelektual itu menurut Bruner meliputi
:
a. Tahap
enaktif (enactive) 0-2 tahun, seseorang melakukan aktivitas- aktivitas dalam
upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia
sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan,
sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
b. Tahap
ikonik ( iconic) 2-4 tahun, seseorang memahami objek-objek atau dunianya
memalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dinia
sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan ( tamsil ) dan perbandingan
( komparasi).
c. Tahap
simbolik 5-7 tahun, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan
abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam
memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui symbol-simbol bahasa,logika ,
matematika, dan sebagainya. Komukasinya dilakukan dengan menggunakan system
symbol. Semakin matang seseorang dalam proses berfikirnya semakin dominan
system simbolnya. Meskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi menggunakan
system enaktif dan ikonik. Penggunaan media dalam pembelajaran meripakan salah satu
bukti masih diperlukannya system enaktif dan ikonik dalam proses belajar.
D. Langkah-langkah Pembelajaran Menurut Jerome Bruner
Langkah-
langkah pembelajaraan menurut Bruner, dirumuskan sebagai berikut :
a. Menentukan
tujuan pembelajaran
b. Melakukan
identifikasi karakteristik siswa, entry behavior
c. Memilih
materi pelajaran
d. Menentukan
topic – topic yang daapat dipelajari siswa secara induktif
e. Mengembangkan
bahan – bahn belajar yang berupa contoh- contoh, ilustrasi, tugas, dan
sebagainya untuk dipelajari siswa
f. Mengatur
topic- topic pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan
penilaian proses dan hasil belajar siswa[3]
E. Ciri-ciri Pembelajaran Menurut Jerome Bruner
Terdapat
dua ciri konsep belajar penemuan Bruner
ini, diantaranya: Pertama tentang discovery itu sendiri merupakan ciri
umum dari teori Bruner ini, diamana teori ini mengarahkan agar peserta didik
mampu dalam menemukan, mengolah, memilah dan mengembangkan. Berbeda dengan
teori yang lain seperti teori, behavioristik yang belajar berdasarkan
pengalaman tidak memperhatikan aspek kognitifnya. kedua konsep kurikulum spiral dimana dalam teorinya di tuntut
adanya pengulangan-pengulangan terhadap penegetahuan yang sama namun diulang
dengan pembahsan yang lebih luas dan mendalam. Seperti pengetahuan tentang Ilmu
Pengetahuan Sosial yang di ajarkan pada
sekolah dasar, kemudian ilmu pengetahuan tersebut masih dapat diajarkan di perguruan
Tinggi seperti Psikologi Belajar. Psikologi belajar merupakan pengetahuan yang
sama dengan Ilmu Pengetahuan Sosial
namun pembahasan psikologi belajar lebih mendalam.
Adapun ciri khasnya yaitu:
a. Empat Tema tentang Pendidikan
Tema pertama mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan.
Hal ini perlu karena dengan struktur pengetahuan kita menolong siswa untuk
untuk melihat, bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada hubungan,
dapat dihubungkan satu dengan yang lain.Tema kedua adalah tentang kesiapan
untuk belajar. Menurut Bruner kesiapan terdiri atas penguasaan
ketrampilan-ketrampilan yang lebih sederhana yang dapat mengizinkan seseorang
untuk mencapai kerampilan-ketrampilan yang lebih tinggi.Tema ketiga adalah
menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan. Dengan intuisi, teknik-teknik
intelektual untuk sampai pada formulasi-formulasi tentatif tanpa melalui
langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah formulasi-formulasi itu
merupaka kesimpulan yang sahih atau tidak.Tema keempat adalah tentang motivasi
atau keingianan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk
merangsang motivasi itu.
b. Model dan Kategori
Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua
asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu
proses interaktif. Berlawanan dengan penganut teori perilakau Bruner yakin
bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif,
perubahan tidak hanya terjadi di lingkungan tetapi juga dalam diri orang itu
sendiri. Asumsi kedua adalah bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya dengan
menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang
diperoleh sebelumnya, suatu model alam (model of the world). Model Bruner ini
mendekati sekali struktur kognitif Aussebel. Setiap model seseorang khas bagi
dirinya. Dengan menghadapi berbagai aspek dari lingkungan kita, kita akan
membentuk suatu struktur atau model yang mengizinkan kita untuk mengelompokkan
hal-hal tertentu atau membangun suatu hubungan antara hal-hal yang diketahui.
c. Belajar sebagai Proses Kognitif
Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses
yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu adalah (1) memperoleh
informasi baru, (2) transformasi informasi dan (3) menguji relevansi dan
ketepatan pengetahuan (Bruner, 1973). Informasi baru dapat merupakan
penghalusan dari informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang atau informasi
itu dapat bersifat sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan informasi
sebelumnya yang dimiliki seseorang. Dalam transformasi pengetahuan seseorang
mempelakukan pengetahuan agar cocok dengan tugas baru. Jadi, transformasi
menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan, apakah dengan cara ekstrapolasi
atau dengan mengubah bentuk.
Ciri khas Teori
Bruner dan perbedaannya dengan teori yang lain
Teori Bruner mempunyai ciri khas daripada teori belajar
yang lain yaitu tentang ”discovery” yaitu belajar dengan menemukan konsep
sendiri. Disamping itu, karena teori Bruner ini banyak menuntut
pengulangan-penulangan, maka desain yang berulang-ulang itu disebut ”kurikulum
spiral kurikulum”. Secara singkat, kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi
materi pelajaran setahap demi setahap dari yang sederhana ke yang kompleks,
dimana materi yang sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara
terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian
seterusnya sehingga siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.
Bruner berpendapat bahwa seseorang murid belajar dengan
cara menemui struktur konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak membentuk konsep
dengan melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan.
Selain itu, pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswa menemukan
konsep yang baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama melalui
pembelajaran penemuan.
F. Implikasi Teori Perkembangan Kognitif Jerome Bruner
Implikasi
tentang perkembangan kognitif menurut Bruner dalam pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
a. Anak
memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu
memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan
melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap objek.
b. Anak,
terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar
dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan
melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri
atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran
anak.
c. Pengalaman
baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan
mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu, pengalaman baru yang dipelajari
anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak.
SIMPULAN
Teori Bruner mempunyai ciri khas daripada teori belajar
yang lain yaitu tentang ”discovery” yaitu belajar dengan menemukan konsep
sendiri. Disamping itu, karena teori Bruner ini banyak menuntut
pengulangan-penulangan, maka desain yang berulang-ulang itu disebut ”kurikulum
spiral kurikulum”. Secara singkat, kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi
materi pelajaran setahap demi setahap dari yang sederhana ke yang kompleks,
dimana materi yang sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara
terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian
seterusnya sehingga siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.
Bruner berpendapat bahwa seseorang murid belajar dengan
cara menemui struktur konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak membentuk konsep
dengan melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan.
Selain itu, pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswa menemukan
konsep yang baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama melalui pembelajaran
penemuan.
Nasution,
S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi
Akasara : Jakarta.
Budiningsih,
C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran.
Rineka Cipta : Jakarta
Hariyanto. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Rosda :
Surabaya
0 comments:
Post a Comment