SELAMAT DATANG DI BLOG MARTHA PUSPITA RIMA PUTRI ^_^ BLOG BERBAGI INFORMASI SEPUTAR ILMU PENGETAHUAN DAN DUNIA PENDIDIKAN :)

Friday, 2 January 2015

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)



DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dengan didukung oleh kemajuan teknologi mau tidak mau menstimulus pendidikan untuk dapat  beradaptasi sesuai dengan tuntutan zaman. Selain itu, menumbuhkan kesempatan belajar bagi peserta didik (grown learning). Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan dunia pendidikan dalam rangka menuju ke tercapainya suatu perubahan. Pada pelaksanaan model pembelajaran tentunya melibatkan pembelajar (guru) dan peserta didik (siswa).
Seorang guru adalah seorang yang profesionalis dalam menjalankan fungsi-fungsinya dengan menggunakan metodologi untuk membelajarkan peserta didik dengan cara yang tidak konstan, artinya seorang guru itu harus berinovasi dan menciptakan  perubahan baik pada dirinya serta pada peserta didiknya. Berbagai macam upaya telah dilakukan dalam dunia pendidikan, seperti contoh kecilnya tadi adalah terciptanya berbagai model pembelajaran yang memang dirancang dengan melihat kondisi perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu.
Salah satu contoh model pembelajaran yang ditemukan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Menurut Tan dalam Rusman (2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pada model ini kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan  berpikirnya secara berkesinambungan. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pendidik (guru) memahami konsep dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini. Mungkin disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam tentang apa dan bagaimana Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada para guru tentang model ini. Dimana, menurut Tan dalam Rusman (2010), merupakan model pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan prkatisi pendidikan yang memusatkan  perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. Berikut uraian secara rinci dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based  Learning).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan tadi maka adapun rumusan masalahnya adalah : 
1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis masalah ?
2.      Bagaimana peran guru dari pembelajaran berbasis masalah ?
3.      Langkah apa sajakah yang dilakukan dalam pembelajaran berbasis masalah ?
4.      Apakah kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis masalah ?

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan tadi maka adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui definisi dari pembelajaran berbasis masalah
2.      Memahami peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah
3.      Mengetahui langkah - langkah yang dilakukan dalam pembelajaran berbasis masalah
4.      Menyebutkan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis masalah






BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.[1]
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based Learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).
Pembelajaran Berbasis Maslah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran[2]
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada peserta didik untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada peserta didik untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional, peserta didik lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.
PBL adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah perlu dirancang dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik, peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau pendidikan formal yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

B. Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

        Guru harus mengunakan proses pembelajaran yang akan mengerakan siswa menuju kemandirian, kemudian kehidupan yang lebih luas, dan belajar sepanjang hayat. Lingkungan yang dibangun guru harus mendorong cara berfikir reflektif, evaluasi kritis, dan cara berfikir yang berdaya guna . beran guru dalam PBM berbeda dengan peran guru didalam kelas. Guru dalam PBM terus berfikir tentang beberapa hal, yaitu :
      1. Bagaimana dapat merancang dan mengunakan permasalahan yang ada didunia nyata,
          sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar?
      2. Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan
          belajar dengan teman sebaya ?
      3. Dan bagaimana siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecahan masalah yang aktif?
          Guru dalam PBM juga memusatkan perhatiannya pada :
a.   Memfasilitasi proses PBM “mengubah cara berfikir, mengembangankan keterampilan inkuiri, mengunakan pembelajran kooperatif”
b.   Melatih siswa tentang strategi pemecahan masalah “pemberian alasan yang mendalam metakoognisi berfikir kritis dan berfikir secara sistem”
c. Menjadi perantara proses penguasaan informasi “meneliti lingkungan informasi, mengakses sumber informasi yang beragam, dan mengadakan koneksi
1. Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar mengajar adalah
ü  Membantu siswa mengubah cara berpikir
ü  Memberi siswa ikhtisar siklus dalam PBM
ü  Mengkomunikasikan tujuan, hasil, harapan
ü  Menyiapkan siswa untuk pembaharuan dan kesulitan yang akan menghadang
ü  Membantu siswa merasa memiliki masalah
2. Menekankan Belajar Kooperatif
Proses belajar mengajar menyediakan cara untuk inkuiri yang bersifat kolaboratif dan belajar. Bray, dkk (2000) menggambarkan ikuiri kolaboratif sebagai proses dimana seseorang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang – ulang, mereka bekerja dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting.
Dalam proses pembelajaran belajar mengajar, siswa belajar bahwa bekerja tim dan kolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang berguna untuk meneliti lingkungan, memahami permasalahan, mengambil dan menganalisis data penting serta mengelaborasi solusi.
3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah yang beragam untuk menyatukan ide dan berbagai hasil belajar.
4.  Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam memfasilitasi inkuiri kolaboratof dan proses belajar siswa

C. Langkah Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

 Langkah - langkah (sintaks) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut[3] :
Fase
Indikator
Tingkah Laku Guru
1
Orientasi siswa pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3
Membimbing pengalaman individual/ kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan

PBM dimulai dengan masalah yang tidak terstruktur sesuatu yang kacau. Dari kekacauan ini siswa menggunakan berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian untuk menentukan isu nyata yang ada. Lagkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah[4] :
1.    Menemukan masalah
2.    Mendefinisikan masalah
3.    Mengumpulkan fakta
4.    Merumuskan hipotesis
5.    Penelitian
6.    Memahami kembali suatu masalah
7.    Menyuguhkan alternatif
8.    Mengusulkan solusi

D. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut[5] : (Ahsan, Arfiyadi, 2012)
Keunggulan diantaranya :
1.    Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
2.    Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan
       baru bagi siswa.
3.    Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4.   Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah
      dalam kehidupan nyata.
5.   Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan  bertanggung jawab
      dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6.    Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
7.    Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis 
8.   Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan  pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9.   Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kelemahan diantaranya :
1.    Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan  bahwa masalah yang
       dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2.    Keberhasilan model pembelajaran PBL ini membutuhkan cukup waktu untuk  persiapan dan
       pelaksanaannya.
3.    Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
       dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari


BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan

1.      PBL (Problem Based Learning) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
2.      Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah antara lain menyiapkan perangkat berpikir siswa, menekankan belajar kooperatif, memfasilitasi kelompok kecil, dan melaksanakan pembelajaran berbasis masalah
3.      Langkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah menemukan masalah, mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, enelitian, memahami kembali suatu masalah, menyuguhkan alternatif, dan mengusulkan solusi
4.      Keunggulan dari pembelajaran berbasis masalah yaitu merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran, menjadikan siswa berpikir kritis, meningkatkan aktivitas pembelajaran dan lain-lain. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran berbasis masalah yaitu membutuhkan waktu yang lama dan pemahaman siswa dalam persiapan dan pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah.



B. Saran

1.      Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan kritikan dan saran terhadap makalah yang dibaca demi perbaikan selanjutnya.
2.      Diharapkan kepada para pembaca khususnya guru bisa menjadikan model  pembelajaran ini (Problem Based Learning) sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA



Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta
Dr. Rusman, M.Pd. 2010. Model – Model Pembelajaran. Rajawali Pers : Jakarta
Nara, Hartini & Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia : Bogor
Sari, Dini Komala. 2013. Artikel Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia dilaman https://dinikomalasari.wordpress.com/2013/12/27/pembelajaran-berbasis-masalah-problem-based-learningpbl/. Di akses pada tanggal 01 November 2014.
Faiq, Muhamad. 2014. Artikel Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia dilaman http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html. Di akses pada tanggal 01 November 2014.
Tamsyani, Wiwik. 2013. Artikel Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia dilaman https://www.academia.edu/5934154/MAKALAH_MODEL_PEMBELAJARAN_BERBASIS_MASALAH. Di akses pada tanggal 01 November 2014.




[1] Trianto, 2009 : 91
[2] Moffit (Depdiknas), 2002 : 12
[3] Ibrahim dan Nur, 2000 : 13
[4] Fogarty, 1997 : 3
[5] Afriyadi., Ahsan, 2012 : 31

0 comments:

Post a Comment

Love is...
© Rima Putri's Blog - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace