DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Melihat perkembangan zaman yang
semakin pesat dengan didukung oleh kemajuan teknologi mau tidak mau menstimulus
pendidikan untuk dapat beradaptasi sesuai dengan tuntutan zaman. Selain
itu, menumbuhkan kesempatan belajar bagi peserta didik (grown learning). Model
pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan dunia pendidikan
dalam rangka menuju ke tercapainya suatu perubahan. Pada pelaksanaan model
pembelajaran tentunya melibatkan pembelajar (guru) dan peserta didik (siswa).
Seorang guru adalah seorang yang
profesionalis dalam menjalankan fungsi-fungsinya dengan menggunakan metodologi
untuk membelajarkan peserta didik dengan cara yang tidak konstan, artinya
seorang guru itu harus berinovasi dan menciptakan perubahan baik pada
dirinya serta pada peserta didiknya. Berbagai macam upaya telah dilakukan dalam
dunia pendidikan, seperti contoh kecilnya tadi adalah terciptanya berbagai
model pembelajaran yang memang dirancang dengan melihat kondisi perkembangan
peserta didik dari waktu ke waktu.
Salah satu contoh model pembelajaran
yang ditemukan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning). Menurut Tan dalam Rusman (2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pada model
ini kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,
mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pendidik (guru)
memahami konsep dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) ini. Mungkin disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk
meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk
meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
kiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam tentang apa dan bagaimana Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini untuk selanjutnya
diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan,
khususnya kepada para guru tentang model ini. Dimana, menurut Tan dalam Rusman
(2010), merupakan model pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21
dan umumnya kepada para ahli dan prkatisi pendidikan yang memusatkan
perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. Berikut
uraian secara rinci dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
dari latar belakang yang telah dikemukakan tadi maka adapun rumusan masalahnya
adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis masalah
?
2.
Bagaimana peran guru dari pembelajaran berbasis
masalah ?
3.
Langkah apa sajakah yang dilakukan dalam pembelajaran
berbasis masalah ?
4.
Apakah kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran
berbasis masalah ?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan
dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan tadi maka adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi dari pembelajaran berbasis masalah
2. Memahami peran guru dalam pembelajaran berbasis
masalah
3. Mengetahui langkah - langkah yang dilakukan dalam
pembelajaran berbasis masalah
4. Menyebutkan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran
berbasis masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman
John Dewey. Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan
respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan
memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan
sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
pemecahannya dengan baik.[1]
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa
Inggris Problem-based Learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru
menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting
dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta
didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).
Pembelajaran Berbasis Maslah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran[2]
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik,
yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri
yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam
lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah
dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta
didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan
masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada peserta
didik untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan.
Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada peserta didik untuk
belajar sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih diajak untuk membentuk
suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada
pembelajaran tradisional, peserta didik lebih diperlakukan sebagai penerima
pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.
PBL adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkan peserta
didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal,
pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah perlu dirancang
dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang
akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik, peralatan
yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan
pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di
kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau pendidikan formal yang
berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi.
Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah
jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia
sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan
dasar maupun kompleks.
B. Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru
harus mengunakan proses pembelajaran yang akan mengerakan siswa menuju
kemandirian, kemudian kehidupan yang lebih luas, dan belajar sepanjang hayat.
Lingkungan yang dibangun guru harus mendorong cara berfikir reflektif, evaluasi
kritis, dan cara berfikir yang berdaya guna . beran guru dalam PBM berbeda dengan
peran guru didalam kelas. Guru dalam PBM terus berfikir tentang beberapa hal,
yaitu :
1. Bagaimana dapat merancang dan mengunakan
permasalahan yang ada didunia nyata,
sehingga siswa dapat menguasai hasil
belajar?
2. Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa
dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan
belajar dengan teman
sebaya ?
3. Dan bagaimana siswa memandang diri
mereka sendiri sebagai pemecahan masalah yang aktif?
Guru dalam PBM juga
memusatkan perhatiannya pada :
a. Memfasilitasi
proses PBM “mengubah cara berfikir, mengembangankan keterampilan inkuiri,
mengunakan pembelajran kooperatif”
b. Melatih
siswa tentang strategi pemecahan masalah “pemberian alasan yang mendalam
metakoognisi berfikir kritis dan berfikir secara sistem”
c. Menjadi
perantara proses penguasaan informasi “meneliti lingkungan informasi, mengakses
sumber informasi yang beragam, dan mengadakan koneksi
1. Menyiapkan
Perangkat Berpikir Siswa
Beberapa
hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar
mengajar adalah
ü Membantu
siswa mengubah cara berpikir
ü Memberi
siswa ikhtisar siklus dalam PBM
ü Mengkomunikasikan
tujuan, hasil, harapan
ü Menyiapkan
siswa untuk pembaharuan dan kesulitan yang akan menghadang
ü Membantu
siswa merasa memiliki masalah
2. Menekankan
Belajar Kooperatif
Proses
belajar mengajar menyediakan cara untuk inkuiri yang bersifat kolaboratif dan
belajar. Bray, dkk (2000) menggambarkan ikuiri kolaboratif sebagai proses
dimana seseorang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang – ulang,
mereka bekerja dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting.
Dalam
proses pembelajaran belajar mengajar, siswa belajar bahwa bekerja tim dan
kolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang berguna untuk
meneliti lingkungan, memahami permasalahan, mengambil dan menganalisis data
penting serta mengelaborasi solusi.
3. Memfasilitasi
Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan
apabila anggota berkisar antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit
dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar
kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah
yang beragam untuk menyatukan ide dan berbagai hasil belajar.
4. Melaksanakan
Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong
penyatuan dan pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif
dalam memfasilitasi inkuiri kolaboratof dan proses belajar siswa
C. Langkah Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Langkah - langkah
(sintaks) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut[3] :
Fase
|
Indikator
|
Tingkah Laku Guru
|
1
|
Orientasi siswa pada masalah
|
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah
|
2
|
Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
|
3
|
Membimbing pengalaman individual/ kelompok
|
Mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
|
4
|
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
|
5
|
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka
gunakan
|
PBM dimulai dengan masalah yang tidak terstruktur sesuatu yang kacau. Dari
kekacauan ini siswa menggunakan berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan
penelitian untuk menentukan isu nyata yang ada. Lagkah-langkah yang akan
dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah[4] :
1.
Menemukan masalah
2.
Mendefinisikan masalah
3.
Mengumpulkan fakta
4.
Merumuskan hipotesis
5.
Penelitian
6.
Memahami kembali suatu masalah
7.
Menyuguhkan alternatif
8.
Mengusulkan solusi
D. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai
berikut[5]
: (Ahsan, Arfiyadi, 2012)
Keunggulan diantaranya :
1.
Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami
isi pelajaran.
2.
Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan
baru bagi siswa.
3. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4. Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah
dalam kehidupan nyata.
5. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6.
Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa.
7.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
lebih kritis
8. Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara
terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kelemahan diantaranya :
1.
Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2.
Keberhasilan model pembelajaran PBL ini membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan dan
pelaksanaannya.
3.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
PBL (Problem
Based Learning) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model
pembelajaran vang, melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah.
2.
Peran guru dalam pembelajaran berbasis
masalah antara lain menyiapkan perangkat berpikir siswa, menekankan belajar
kooperatif, memfasilitasi kelompok kecil, dan melaksanakan pembelajaran berbasis
masalah
3.
Langkah-langkah yang akan dilalui oleh
siswa dalam sebuah proses PBM adalah menemukan masalah, mendefinisikan masalah,
mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, enelitian, memahami kembali suatu
masalah, menyuguhkan alternatif, dan mengusulkan solusi
4.
Keunggulan dari pembelajaran berbasis
masalah yaitu merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran,
menjadikan siswa berpikir kritis, meningkatkan aktivitas pembelajaran dan
lain-lain. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran berbasis masalah yaitu
membutuhkan waktu yang lama dan pemahaman siswa dalam persiapan dan pelaksanaan
pembelajaran berbasis masalah.
B. Saran
1.
Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan
kritikan dan saran terhadap makalah yang dibaca demi perbaikan selanjutnya.
2.
Diharapkan kepada para pembaca khususnya guru bisa
menjadikan model pembelajaran ini (Problem
Based Learning) sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta
Dr. Rusman, M.Pd. 2010. Model
– Model Pembelajaran. Rajawali Pers : Jakarta
Nara,
Hartini & Siregar, Eveline. 2010. Teori
Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia : Bogor
Sari, Dini Komala. 2013. Artikel Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia dilaman https://dinikomalasari.wordpress.com/2013/12/27/pembelajaran-berbasis-masalah-problem-based-learningpbl/.
Di akses pada tanggal 01 November 2014.
Faiq, Muhamad. 2014. Artikel Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia dilaman http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html.
Di akses pada tanggal 01 November 2014.
Tamsyani, Wiwik. 2013. Artikel Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia dilaman https://www.academia.edu/5934154/MAKALAH_MODEL_PEMBELAJARAN_BERBASIS_MASALAH.
Di akses pada tanggal 01 November 2014.
0 comments:
Post a Comment