SELAMAT DATANG DI BLOG MARTHA PUSPITA RIMA PUTRI ^_^ BLOG BERBAGI INFORMASI SEPUTAR ILMU PENGETAHUAN DAN DUNIA PENDIDIKAN :)

Saturday, 11 June 2016

Hakekat Pembelajaran dan Pengajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar Belakang Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan pembelajaran dan pengajaran.
Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan tentang berbagai pembelajaran dan pengajaran belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama guru yaitu mengajar. IPS pada pendidikan dasar menengah dengan cara mengenalkan masalah – masalah social melalui pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi dan memecahkan masalah social tersebut. Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, metode ceramah akan menyebabkan siswa bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang membosankan
B.  Rumusan Masalah
1.      Pengertian Pembelajaran
2.      Pengertian Pengajaran
3.      Persamaan Pembelajaran dan Pengajaran
4.      Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
5.      Tujuan pembelajaran ips disekolah dasar
6.      Metode Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
C. Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui Pengertian Pembelajaran
2.      Untuk mengetahui Pengertian Pengajaran
3.      Untuk mengetahui Persamaan Pembelajaran dan Pengajaran
4.      Untuk mengetahui Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
5.      Untuk mengetahui Tujuan pembelajaran ips disekolah dasar
6.      Metode Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa,sementara mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru. Jadi,istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan kata lain,pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar(BM), proses belajar mengajar (PBM),atau kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kata atau istilah pembelajaran dan penggunaannya masih tergolong baru,yang mulai populer semenjak lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahuun 2003. Menurut Undang-undang ini pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,penugasan,kemahiran ,dan tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik . dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Namun dalam implementasinya,sering kali kata pembelajaran ini diidentikkan  dengan kata mengajar.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya  diketahui .Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran” diartikan sebagai proses,perbuatan,cara mengajar,atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Dilihat dari aspek kegunaannya, pengertian mengajar dapat dipandang dari dua aspek,mengajar secara tradisional dan modern. Pertama ,pengertian mengajar secara tradisional adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa atau murid di sekolah. Dalam pengertian tradisional, ini secara eksplisit mengajar mengandung makna sebagai berikut:
1.      Pengajaran dipandang sebagai persiapan hidup.
2.      Pengajaran adalah suatu proses penyampaian.
3.      Penguasaan penyampaian adalah tujuan utama .
4.      Guru dianggap sebagai paling berperan (aktif).
5.      Murid selalu bertindak sebagai penerima (pasif).
6.      Pengajaran hanya berlangsung di ruang kelas.
Maka dapat kami simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan pendidik yang menimbulkan interaksi belajar mengajar dengan peserta didik untuk memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

B.     Pengertian Pengajaran
1.      Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar;
2.      Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipunn peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya.
            Berdasarkan pengertian diatas pengajaran yaitu berorientasi kepada guru atau guru cenderung lebih aktif dibandingkan peserta didik.

C.    Persamaan Pembelajaran dan Pengajaran
1.   Sama-sama proses utama dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, baik pembelajaran maupun pengajaran merupakan aktifitas yang paling utama. Karena keduanya merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi.
2.   Menggunakan guru sebagai pelaku, transfer dan pembimbing Peran yang dimiliki oleh seorang guru dalam tahap ini adalah sebagai fasilitator dengan kata lain ialah sebagai pelaku dalam pentransferan pengetahuan sekaligus sebagai pembimbing. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh E.Mulyasa (2007), bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik. Untuk mampu melakukan proses pembelajaran ini si guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya.Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran.
3.   Tujuannya sama-sama untuk perubahan atas sikap dan prilaku
Keduanya bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan yang dilakukan secara sadar dan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya dan menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu dan latihan berinteraksi dengan lingkungannya.

D.    Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
1.      Fokus usaha pada guru adalah pengajaran (teaching) berfokus mengajar atau transfer kompetensi. Pembelajaran (intructional) adalah bagian dari mengajar dan untuk mendidik dengan karakter yang khas atau memandu atau membimbing siswa dalam satu kompetensi tertentu yang ditentukan dalam KTSP, yang menjadi pusat dalam pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa adalah sebagai bawahan atau dianggap siswa tidak mengetahui apa-apa (komunikasi satu arah).
2.      Fokus hasil pengajaran siswa mampu mendapatkan suatu potensi dari RPP yang digariskan menurut kurikulum, fokusnya siswa biasa belajar mau, terampil dan membangkitkan kemauan belajar. Dari segi guru, proses tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses inteernal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses tersebut ”tampak” lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku tersebut tampak pada tindak-tindak belajar tentang beberapa mata pelajaran yang merupakan respon siswa terhadap tindak mengajar atau tindak pembelajaran dari guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksional guru. Dalam desain intruksional, guru membuat tujuan instruksional khusus, atau sasaran belajar.

E.     Tujuan pembelajaran ips disekolah dasar
Pendidikan ips sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan dilingkungan persekolahan, bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dalam kehidupan peserta didik dimasyarakat, bangsa, dan negara dalam berbagai karakteristik. Lebih jauh lagi dalam pendidikan IPS dikembangkan tiga aspek atau tiga ranah pembelajaran, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (efektif). Ketiga aspek ini merupakan acuan yang berorientasi untuk mengembangkan pemilihan materi, strategi, dan model pembelajaran.
Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya. Untuk mencapat tujuan tersebut, sekolah dasar sebagai lembaga formal dapat mengembangkan dan melatih potensi diri siswa yang mampu melahirkan manusia yang andal, baik dalam bidang akademik maupun dalam aspek moralnya.
Tujuan pembelajaran IPS disekolah dasar berdasarkan kurikulum sekolah dasar 1994, juga berorientasi kepada kepentingan siswa, ilmu, dan sosial (masyarakat). Tujuan pembelajaran IPS yang tercantum dalam kurikulum, adalah agar mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti, tujuan pendidikan IPS bukan hanya sekedar membekali siswa dengan berbagai informasi yang bersifat hafalan (kognitif) saja, akan tetapi pendidikan IPS harus mampu mengembangkan keterampilan berfikir, agar siswa mampu mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya. Tujuan yang harus dicapai oleh siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan taraf perkembangannya, yang dimulai dari pengenalan dan pemahaman lingkungan sekitar menuju lingkungan masyarakat yang lebih luas. Dimulai dari lingkungan terdekat menuju lingkungan yang lebih luas.
Tujuan utama pembelajaran ips ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Secara terperinci, Mutakin (1998) merumuskan tujuan pembelajaran IPS disekolah, sebagai berikut :
1.      Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkunganna, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat
2.      Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
3.      Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang dimasyarakat
4.      Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat
5.      Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat

Secara khusus, tujuan pendidikan IPS disekolah dapat dikelompokan menjadi empat komponen, sebagaimana yang dikemukakan oleh Chapin & Messik (1992), yaitu :
1.      Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang
2.      Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah atau memproses informasi
3.      Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat
4.      Menyediakan kesempatan kepada  siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial

F.     Metode Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Metode diartikan dengan ‘cara’. Dalam pemakaian yang umum diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.
 Menurut Dajamarah (2002 : 53), metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode dapat dianggap suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan segala sesuatu. Menurut sudjana (1995 : 76), Metode metode mengajar dapat diartikan sebagai cara guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran adalah suatu cara atau alat yang dipakai oleh seorang pendidikan dalam menyampaikan bahan pelajaran sehingga bias diterima oleh siswa dan juga tercapainya tujuan yang di inginkan.
 Dalam pemilihan atau penetapan metode yang akan diterapkan dalam poses pembelajaran, maka hendaknya memerhatikan factor-faktor yang dapat memengaruhinya, sebagaimana yang dikemukakan oleh subiyanto (1990 : 71) berikut ini:
1.   Metode hendaknya sesuai dengan tujuan. Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
2.   Metode hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran. Metode mengajar yang lain.
3.   Metode hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan siswa. Selain itu juga penyesuaian metode mengajar menyangkut pemilihan media yang dimanfaatkan.
     Guru yang bersikap memonopoli peran sebagai sumber informasi selayaknya  meningkatkan kinerjanya dengan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan role playing, membaca sajak atau jurnal agar siswa di ikut sertakan dalam aktifitas akademik. Khususnya guru sekolah dasar yang memegang mata pelajaran IPS hendaknya dapat membantu murid untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk mengenal dan memecahkan masalah, menganalisis, menyampaikan pendapat dan membuat suatu keputusan yang rasional sehingga dapat membantu memecahkan masalah.
Melalui pembelajaran ini hendaknya dapat membantu peserta didik membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berfikir. Melalui belajar siswa mampu mengekspresikan dirinya, mengetahui cara-cara belajar yang baik dan benar dengan arahan dan bimbingan guru. Dalam proses pembelajaran secara implisit terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang di inginkannya. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi juga dengan keseluruhan sumber belajar yang lain.
Metode pembelajaran IPS berpijak pada aktifitas yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip IPS peserta didik secara holistis dan auntetik.  Melalui pembelajaran IPS peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam memilih metode pembelajaran IPS disekolah dasar, berdasarkan kurikulum KTSP, guru diharapkan memerhatikan prinsiip-prinsip berikut :
1.      Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktifitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai tujuan.
2.   Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam kompetensi dasar dan standar kompetensi tercapai secara utuh.
3.   Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap siswa.
4.   Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menetapkan prinsip pembelajaran tuntas sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Siswa yang belum tuntas layanan remedial, sedangkan yang belum tuntas deberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi.
5.   Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga siswa menjadi pembelajaran yang kritis, kreatif dan mapu memecahkan maslaah yang dihadapi.
6.   Pembelajaran dilakukan dengan multistrategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.
7.   Peran guru sebagai fasilitator, movator dan narasumber.

Metode pembelajaran IPS yang dikembangkan hendaknya memerhatikan karakteristik siswa yang memberikan ruang kepada siswa untuk dapat secara terbuka menganalisis dan menjelaskan nilai-nilai yang berhubungan dengan masyarakat, memutuskan tindakan, dan mengambil tindakan dengan keputusan yang refleksi.
Metode-metode pengajaran yang dapat dipilih oleh guru antara lain:
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang umum dipakai. Dengan metode ceramah dapat menyampaikan pengetahuan faktual yang banyak dan generalisasi-generalisasi, namun kesemuanya ini tidak berarti banyak jika tidak ada gambaran kongkret dalam bentuk contoh dan peragaan (model, tiruan, gambar, dll).

2.       Metode Diskusi
Jika metode ceramah dinilai belum cukup, maka setelah selesai berceramah dapat diikuti dengan diskusi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Masalahnya, apakah siswa SD telah memiliki pembendaharaan pengetahuan faktual dan mengerti konsep-konsep atau generalisasi yang cukup untuk turut aktif dalam diskusi. Selain itu, jumlah siswa yang banyak dalam kelas menjadi masalah tersendiri untuk membuat semua siswa ikut bicara dalam diskusi dengan alokasi waktu pelajaran yang terbatas.

3.      Metode Tanya Jawab
Metode ini berlangsung dalam interaksi antara guru dengan siswa setelah guru selesai berceramah. Siswa mengajukan pertanyaan dan guru menjawabnya atau dapat juga dijawab oleh siswa lain, dan sebaliknya guru yang bertanya dan siswa yang menjawab.
4.      Metode Proyek
Proyek di sini adalah semacam “penelitian” yang dilakukan di luar kelas/sekolah, dilaksanakan secara individu atau kelompok dan membuat laporan dari hasil pengamatan untuk dibawa dan dibicarakan di kelas.

5.      Metode karya wisata
Siswa dibawa mengunjungi objek-objek pemukiman transmigran, situs sejarah, panti sosial, dan sebagainya. Selain rekreasi, siswa juga bisa belajar dari tempat yang mereka kunjungi (mencakup aspek kognitif dan afektif)

6.      Metode Bermain Peran (Role-playing)
Di dalam metode ini melibatkan aspek kognitif (problem solfing) dan afektif (sikap, nilai-nilai pribadi atau orang lain, membandingkan dan mempertentangkan nilai-nilai, mengembangkan empati dan sebagainya).

  1. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi yaitu merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja, menunjukan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yangdilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh atau sebagian siswa.













0 comments:

Post a Comment

Love is...
© Rima Putri's Blog - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace