PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Dari zaman ke zaman peran guru dalam proses pembelajaran
sangat penting. Begitu pula dalam Era Globalisasi, dimana teknologi
komputer yang berkembang dengan pesat menggantikan sebagian pekerjaan
manusia. Namun kedudukan guru tidak dapat digantikan dengan media lain.
Hal ini menunjukkan bahwa peran guru tetap diperlukan dalam keadaan apapun.
Proses Pembelajaran akan terjadi manakala terdapat
interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan lingkungannya
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Hubungan timbal balik ini merupakan syarat terjadinya proses
pembelajaran yang di dalamnya tidak hanya menitikberatkan pada transfer
of knowledge, akan juga transfer of value. Transfer of knowledge dapat
diperoleh siswa dari media-media belajar, seperti buku, majalah, museum,
internet, guru, dan sumber-sumber lain yang dapat menambah pengetahuan
siswa. Akan tetapi Ttransfer of value hanya akan diperoleh siswa melalui
guru yang menanamkan sikap dan nilai suatu materi dengan melibatkan
segi-segi psikologis dari guru dan siswa. Penanaman sikap dan nilai yang
melibatkan aspek-aspek psikologis inilah yang tidak dapat digantikan
oleh media manapun. Dengan demikian guru adalah media yang mutlak adanya
dalam proses pembelajaran siswa.
Guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang
berkualitas. Sehingga berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan
selalu dihubungkan dengan kiprah para guru. Oleh karena itu, usaha-usaha
yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan hendaknya dimulai
dari peningkatan kualitas guru. Guru yang berkualitas diantaranya adalah
mengetahui dan mengerti peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran.
Menurut Sardiman (1992), peran guru dalam proses
pembelajaran adalah sebagai Informator, Organisator, Motivator,
Pengarah/Direktor, Inisiator,Transmiter, Fasilitator, Mediator, dan
Evaluator. Sedangkan Pullias dan Young, Manan, Yelon dan Weinstein
seperti yang dikutip oleh E. Mulyasa (2007), mengatakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran
adalah sebagai Pendidik, Pengajar, Pembimbing, Pelatih, Penasehat,
Pembaharu (Inovator), Model dan Teladan, Pribadi, Peneliti, Pendorong
Kretivitas, Pembangkit Pandangan, Pekerja Rutin, Pemindah Kemah, Pembawa
Cerita, Aktor, Emansipator, Emansipator, Pengawet, dan sebagai
Kulminaor. Berikut akan dibahas peran-peran guru tersebut.
Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran | Guru sebagai Pendidik dan Pengajar
Guru sebagai Pendidik
Guru sebagai seorang pendidik tidak
hanya tahu tentang materi yang akan diajarkan. Akan tetapi, ia pun
harus memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya sebagai panutan
bagi para siswanya. Hal ini penting karena sebagai seorang pendidik,
guru tidak hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal.
Guru juga harus melatih keterampilan, sikap dan mental anak didik.
Penanaman keterampilan, sikap dan mental ini tidak bisa sekedar asal
tahu saja, tetapi harus dikuasai dan dipraktikkan siswa dalam kehidupan
sehari-harinya.
Mendidik adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
materi yang disampaikan kepada anak. Penanaman nilai-nilai ini akan
lebih efektif apabila dibarengi dengan teladan yang baik dari gurunya
yang akan dijadikan contoh bagi anak. Dengan demikian diharapkan siswa
dapat menghayati nilai-nilai tersebut dan menjadikannya bagian dari
kehidupan siswa itu sendiri. Jadi peran dan tugas guru bukan hanya
menjejali anak dengan semua ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dan
menjadikan siswa tahu segala hal. Akan tetapi guru juga harus dapat
berperan sebagai pentransfer nilai-nilai (transfer of values).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai pendidik, yaitu:
- Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi siswanya. Teladan di sini bukan berarti bahwa guru harus menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah. Guru adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi guru harus berusaha menghindari perbuatan tercela yang akan menjatuhkan harga dirinya.
- Guru harus mengenal siswanya. Bukan saja mengenai kebutuhan, cara belajar dan gaya belajarnya saja. Akan tetapi, guru harus mengetahui sifat, bakat, dan minat masing-masing siswanya sebagai seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya.
- Guru harus mengatahui metode-metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakan metode-metode tersebut sehingga berlangsung dengan efektif dan efisien.
- Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada umumnya, sehingga memberikan arah dalam memberikan bimbingan kepada siswa.
- Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan. Selain itu guru harus selalu belajar untuk menambah pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi-materi ajar ataupun peningkatan keterampilan mengajarnya agar lebih profesional.
Peran guru sebagai pengajar,
kadang diartikan sebagai menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Dalam posisi ini, guru aktif menempatkan dirinya sebagai pelaku imposisi
yaitu menuangkan materi ajar kepada siswa. Sedangkan di lain pihak,
siswa secara pasif menerima materi pelajaran yang diberikan tersebut
sehingga proses pengajaran bersifat monoton. Padahal, peran guru sebagai
pengajar bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi masih banyak
kegiatan lain yang harus dilakukan guru agar proses pengajaran mencapai
tujuan dengan efektif dan efisien.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dalam upaya
memberikan kemungkinan bagi siswa melakukan proses belajar sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Jadi tugas guru sebagai pengajar adalah bagaimana caranya agar siswa
belajar. Untuk itu, beberapa hal yang harus dilakukan guru agar siswa
belajar sebagaimana disebutkan oleh E Mulyasa (2007), adalah sebagai
berikut.
- Membuat ilustrasi: pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan tambahan pengalaman kepada mereka.
- Mendefinisikan: meletakkan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki oleh peserta didik.
- Menganalisis: membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian, sebagaimana orang mengatakan: ‘Cuts the learning into chewable bites’ .
- Mensintesis: mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke dalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain nampak jelas dan setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang lebih besar.
- Bertanya: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar apa yang telah dipelajari menjadi lebih jelas.
- Merespon: mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik. Pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan peserta didik.
- Mendengarkan: memahami peserta didik dan berusaha menyederhanakan setiap masalah, serta membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun bagi siswa.
- Menciptakan kepercayaan: peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi dasar.
- Memberikan pandangan yang bervariasi: melihat bahan yang dipelajari dari berbagai sudut pandang dan melihat masalah dalam kombinasi yang bervariasi.
- Menyediakan media untuk mengkaji materi standar: memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran dan sumber belajar yang berhubungan dengan materi standar.
- Menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik serta menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah dipelajari.
- Memberikan nada perasaan: membuat pembelajaran lebih bermakna dan hidup melalui antusias dan semangat.
0 comments:
Post a Comment