SELAMAT DATANG DI BLOG MARTHA PUSPITA RIMA PUTRI ^_^ BLOG BERBAGI INFORMASI SEPUTAR ILMU PENGETAHUAN DAN DUNIA PENDIDIKAN :)

Sunday, 19 April 2015

Seni Rupa Dan Seni Kriya - Makalah

BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Sekolah Dasar tidak lagi sekadar berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan memberikan keterampilan “baca, tulis, hitung” dan setumpuk pengetahuan yang telah dipelajarinya. Namun, diharapkanagar keseluruhan keterampilan ini harus bermakna bagi anak. Keterampilan tersebut dapat dijadikan alat untuk memecahkan permasalahan- permasalahan dalam kehidupan anak pada saat ini dan masa mendatang.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan, sangat penting dalam proses pembelajaran. Program di sekolah dilaksanakan secara teratur dan sistematis, dengan sarana dan prasarana yang memadai serta peran guru sebagai pembimbing akan menghasilkan pemahaman yang cepat bagi siswa. Meskipun, dalam kenyataannya, banyak sarana dan prasarana yang masih kurang memadai terutama di Sekolah Dasar. Keberhasilan tentunya juga sangat ditentukan oleh berbagai faktor salah satunya harus ada keterkaitan antar komponen pembelajaran yaitu: tujuan, metode, media, materi, dan evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran teori seni rupa dan kerajinan tangan berfokus pada pembinaan aspek kognitif (pengetahuan) kesenirupaan dan kreatifitas yang bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai aspek meliputi pengertian dan jenis-jenis karya seni rupa dan kerajinan tangan; teknis penciptaan berbagai jenis karya seni rupa dan kerajinan tangan yang menyangkut pengetahuan tentang bahan, alat dan prosedur kerja; Tentunya, tingkatan pemahaman pengetahuan ini bersifat berjenjang dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas tersebut perlu kiranya penulis dapat membuat perumusan masalah sebagai pendukung dan panduan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.     Apa yang dimaksud dengan seni rupa dan seni kerajinan tangan ?
2.   Apa saja yang termasuk jenis-jenis seni rupa dan kerajinan tangan ?
      3.   Apa saja fungsi dari seni rupa dan kerajinan tangan ?
      4.   Bagaimana pembelajaran seni rupa di sekolah dasar ?

C.     Tujuan Permasalahan

Berdasarkan perumusan masalah yang akan di tanyakan sebagai panduan dalam pembuatan makalah ini, Perlu kiranya memerlukan tujuan pembahasan sebagai jawaban atas perumusan masalah. Adapun tujuan pembahasan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian seni rupa dan kerajinan tangan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis seni rupa dan kerajinan tangan
3. Untuk megetahui fungsi dari seni rupa dan kerajinan tangan
4. Untuk mengetahui pembelajaran seni rupa di sekolah dasar


BAB II

PEMBAHASAN


A.      Pengertian Seni Rupa dan Kerajinan Tangan

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konseptitik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts
Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata) atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita melihat adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya
Sedangkan Kerajinan adalah sebutan bagi suatu benda hasil karya seni manusia. Kata ' kerajinan' berasal dari kata 'rajin' yang artinya barang/benda yang dihasilkan oleh keterampilan tangan. Kerajinan terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat sesuatu.
Seni kerajinan tangan dapat disebut dengan seni kriya, Kata Kriya sendiri berasal dari bahasa sansakerta yakni "Kr" yang artinya "mengerjakan" yang mana dari kata tersebut kemudian menjadi kata karya, Kriya, kerja. Dalam arti khusus pengertian seni Kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek (Timbul Haryono, 2012). Kriya adalah kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.
Dalam Kerajinan Tangan, kapasitas produksi terukur dari jumlah orang yang terlibat didalamnya. Selain itu adanya pengaruh ketersedaan bahan baku utama dan pendukung, karena bahan bekas ketersediannya tidak bisa diprediksi, kecuali dalam pembuatan kerajinan tangan tersebut menggunakan lebih banyak bahan baru. Bahan yang biasa digunakan untuk kerajinan tangan adalah bahan baru yang bisa kita beli di toko juga menggunakan barang bekas layak pakai, serta bahan yang melalui pendaurulangan.

B.       Jenis - Jenis Seni Rupa

Seni rupa dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
1. Seni Rupa Murni
Seni murni adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Seni murni mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh adalah lukisan, kaligrafi, dan patung. Yang dimanfaatkan pada seni ini adalah nilai keindahannya. Menurut sejarah, 5 seni murni terbesar adalah lukisan, patung, arsitektur, musik dan puisi dengan seni seni minor termasuk drama dan tari. Akhir-akhir ini, seni murni biasanya termasuk bentuk seni visual dan seni perform.
Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas). Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran
2. Seni Rupa Terapan
Karya seni rupa terapan adalah karya seni yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, atau tujuan fungsional yakni untuk memenuhi kebutuhan lahiriah/fisik maupun psikologis. Karya seni rupa terapan ditinjau dari ukurannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu seni rupa terapan dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa terapan dua dimensi adalah karya  seni rupa yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar. Contoh karya untuk busana, sapu tangan, taplak meja, dan lain-lain.
Sedangkan karya seni rupa terapan tiga dimensi yaitu karya seini rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi ( volume ). Contoh karya seni rupa terapan tiga dimensi antara lain : kursi, meja, guci, vas bunga dan lain-lain. Dalam proses penciptaan karya seni rupa terapan dua dan tiga dimensi, seorang kreator dalam menuangkan ide-idenya dapat melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah rancangan atas desain untuk menemukan suatu bentuk optimal. Tahapan yang kedua adalah penyelesaian dengan media yang disesuaikan. Keberhasilan karya dua dan tiga dimensi  ditentukan oleh pengaturan atau penyusunan unsur seni rupa dalam sebuah kesatuan.
Seni rupa terapan memiliki fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik,  peralatan rumah tangga, kerajinan furniture.
Karya seni rupa terapan daerah setempat diciptakan untuk tujuan melestarikan nilai-nilai tradisi dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni rupa daerah setempat. Bentuk, model, teknik, dan media memiliki keunikan/karakteristik tersendiri, sebagai kekayaan seni budaya. Karya seni rupa terapan daerah setempat yaitu karya seni rupa yang memiliki fungsi pakai/guna, dibuat dengan teknik (cara) dan media yang ada di daerah setempat, sebagai aset atau kekayaan  budaya nasional. 
a). Karya Seni Rupa Terapan Daerah
Karya seni rupa terapan daerah disebut seni terapan tradisional. Karya seni terapan diciptakan bertujuan untuk melestarikan tradisi seni rupa di suatu daerah. Digarap olah masyarakat tertentu sebagai ciri khas suatu daerah yang terikat oleh nilai-nilai filosofi dan nilai-nilai tradisi. Seni terapan daerah dikerjakan secara tradisi, dengan keterampilan tangan yang sederhana. Bahan atau media yang digunakan umumnya diambil dari alam yang ada didaerah tersebut. Contoh: bahan kayu, bambu, rumput  –rumputan, tanah liat, batu andesit, akar pohon jati, eceng gondok, dan sebagainya
b). Pembuatan Karya Seni Terapan
Pembuatan seni terapan atau seni pakai berupa seni kerajinan (seni kriya) harus memenuhi syarat-syarat, yaitu:
a. Komposisi dan proporsi benda harmonis atau serasi.  
b. Memenuhi selera keinginan masyarakat.
c. Berharga murah bila di jual.
d. Bentuknya selaras dengan kegunaannya.
e. Memiliki kegunaan praktis (nilai guna)
f. Bentuknya dibuat indah, bagus, dan menarik.
c). Macam Karya Seni Rupa Terapan Daerah 
Daerah di indonesia banyak menghasilkan berbagai karya seni yang indah dan menarik, berupa karya seni kriya atau seni kerajinan. Daerah penghasil seni kerajinan atau kriya yang terkenal, antara lain:
a. Cendera mata : Bali, Yogyakarta, Suraskarta, dan Bandung.  
b. Kerajinan bordir : Tasikmalaya dan Kudus.
c. Kerajinan keramik : Purwakarta, Karawang, dan Yogyakarta.
d. Kerajinan perak : Kota Gede-Yogyakarta
e. Kerajina Kuningan : Juwono-Bali.
f. Wayang : Bandung,Yogyakarta, Surakarta dan Bali.
g. Seni ukir : Jepara, Bali, dan Papua.
h. Seni batik : Surakarta, yagyakarta, Garut, Pekalongan, Lasem,
    Palembang, dan Cirebon.

C.      Jenis – Jenis Seni Kerajinan Tangan (Kriya)

Jenis-jenis seni kriya banyak sekali dan sangat mudah ditemukan di berbagai daerah. Berdasarkan dimensinya, jenis-jenis seni kriya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Seni Kriya Dua Dimensi
Karya seni kriya dua dimensi adalah seni kriya yang berbentuk dua dimensi. Karya seninya meliputi sulaman, bordir, mozaik, kolase, batik, tenun, relief, dan hiasan dinding.
2. Seni Kriya Tiga Dimensi
Karya seni kriya tiga dimensi adalah seni kriya yang berbentuk tiga dimensi. Karya seninya meliputi sebagai berikut :
     a).  Kriya Keramik
Kerajinan keramik menggunakan bahan dasar tanah liat. Produk yang dihasilkan, misalnya vas bunga, guci, teko, kendi, dan peralatan rumah tangga. Kriya Keramik terdapatdi daerah perajin Kasongan, Yogyakarta.
     b).  Kriya Logam
Kerajinan logam menggunakan bahan jenis logam, seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga, aluminium, dan kuningan. Produk yang dihasilkan, misalnya perhiasan emas dan perak, patung perunggu, senjata tajam, peralatan rumah tangga, dan alat musik gamelan. Sekarang kerajinan logam dibuat dengan berbagai variasi bentuk. Kriya logam perak terdapat di daerah perajin Kota Gede, Yogyakarta, sedangkan kriya logam Kuningan terdapat di daerah perajin Juwana, Jawa Tengah.
      c). Kriya Kulit
Kulit banyak digunakan untuk membuat berbagai benda kerajinan, seperti wayang kulit, tas, sepatu, jaket, dan alat musik rebana. Kulit terdapat di daerah perajin Cibaduyut, Tunggulangin, Surabaya.
      d). Kriya Kayu
Kayu banyak menghasilkan berbagai benda kerajinan, seperti topeng, wayang golek, furnitur, patung, dan hiasan ukir-ukiran. Kriya Ukir kayu terdapat di daerah perajin Jepara, Bali, Asmat (Papua) 
      e). Kriya Anyaman
Kerajinan anyaman biasanya menggunakan bahan dasar, seperti bambu, daun mendong, dan tali plastik untuk membuat tempayan, topi, tutup nasi, tikar, dan gantungan pot tanaman. Kriya Anyaman terdapat di daerah perajin hampir di seluruh Nusantara.
      f). Kriya Tekstil
Istilah tekstil dewasa ini sangat luas dan mencakup berbagai jenis kain yang dibuat dengan cara ditenun, diikat, dipres dan berbagai cara lain yang dikenal dalam pembuatan kain. Kain umumnya dibuat dari serat yang dipilin atau dipintal guna menghasilkan benang panjang untuk ditenun atau dirajut sehingga menghasilkan kain sebagai barang jadi.
 Jenis kriya tekstil di Nusantara bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya batik dan karya tenun. Kriya batik terdapat di daerah perajin Solo, Yogya, Pekalongan, Madura. Sedangakan kriya tenun terdapat di daerah perajin Sumba, Sumbawa, Flores, Jepara.

D.      Fungsi Seni Rupa dan Seni Kriya

        1.    Fungsi Seni Rupa
a)      Fungsi Seni Rupa Murni
Seni rupa daerah menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni atau fine art merupakan karya seni rupa yang berfungsi untuk memuaskan batin atau di dalam penciptaannya lebih mengutamakan nilai keindahannya.
Seni rupa murni adalah gagasan manusia yang berisi nilai-nilai budaya yang diekspresiakan melalui pola kelakuan tertentu dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Penciptaan karya seni rupa murni atau fine art  biasanya memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri. Ciri khas ini di dasarkan pada tema, corak atau gaya, teknik serta bahan dan bentuk karya seni tersebut. 
b)      Fungsi Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan atau aplied art merupakan karya seni rupa yang mempunyai fungsi sebagai benda kebutuhan sehari-hari. Karya seni rupa terapan selain diciptakan sebagai benda praktis juga dapat dinikmati keindahannya.
·         Sebagai sarana ritual keagamaan
·         Sebagai sarana pendidikan moral masyarakat
·         Sebagai sarana pengungkapan ekspresi pribadi.
·         Sebagai sarana untuk mengenang suatu peristiwa tertentu
2.    Fungsi Seni Kriya
Fungsi pembuatan seni kriya  (kerajinan tangan) dapat dilihat dari tujuan penggunaannya. Keberadaan seni kriya selalu berkaitan dengan pemanuhan fungsi-fungsi tertentu. Ada tiga kategori fungsi seni, yaitu fungsi personal, fungsi sosial, dan fungsi fisik Fungsi personal berkaitan dengan pemenuhan kepuasan jiwa pribadi dan Individu. Fungsi sosial berhubungan dengan tujuan-tujuan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan kepercayaan. Sedangkan fungsi fisiknya berurusan dengan pemenuhan kehutuhan praktis.
Praktek seni kriya pada awalnya bertujuan untuk membuat barang-barang fungsional, baik ditujukan untuk kepentingan keagamaan (religius) atau kebutuhan praktis dalam kehldupan manusla seperti perkakas rumah tangga. Dalam perkembangannya seni kriya dapat dikelompokan berdasar tujuan penciptaan atau penggunaannya menjadi kriya yang mempunyai fungsi: praktis, estetis, dan simbolis (religius).
Seni kriya diminati dengan tujuan yang berbeda-beda, hal tersebut disebabkan kebutuhan orang berbeda-beda, karena itu seniman-seniman seni kriya sering membuat bermacam Jenis seni kriya. Kebutuhan manusia terhadap seni kriya tidak hanya digunakan untuk sarana kehidupan secara fisis saja melainkan juga ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan akan keindahan (psikologis).
Secara garis besar, fungsi seni kriya terbagi atas 3 golongan, yaitu sebagai berikut :

  1. Sebagai Benda Pakai. Seni kriya sebagai benda pakai diciptakan dengan mengutamakan fungsinya, sedangkan unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
  2. Sebagai Benda Hias. Seni kriya sebagai benda hias yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan dibandingkan dengan aspek kegunaan atau segi fungsinya.
  3. Sebagai Benda MainanSeni kriya sebagai benda mainan dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pemiainan.

E.       Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar

Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.
Ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
Melalui pengalaman berkarya, siswa sekolah dasar memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya.       
Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan.
Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Dasar meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut.
Pembelajaran seni rupa di Sekolah Dasar memiliki kompetensi dasar sebagai berikut :
1.      Siswa mampu menggunakan kepekaan inderawi dan intelektual dalam memahami, mempresentasikan  tentang keragaman gagasan, teknik, materi, dan keahlian berkarya seni rupa dua dimensi (berukuran bidang) dan tiga dimensi (berukuran isi) baik karya seni Nusantara maupun Mancanegara.
2.      Siswa mampu menggunakan kepekaan inderawi dan intelektual dalam memahami, mempresentasi tentang keragaman gagasan, teknik, materi, dan keahlian berkarya seni rupa dua dimensi (berukuran bidang) dan tiga dimensi (berukuran isi) baik karya seni Nusantara maupun Mancanegara.
3.      Siswa mampu menggunakan rasa estetika dalam mempersepsi, memahami, menanggapi, merefleksi, menganalisis dan mengevaluasi karya seni rupa Nusantara dan Mancanegara sesuai dengan konteks sosial dan budaya
4.      Siswa mampu berekspresi karya seni rupa dengan beragam teknik dan media seni rupa Nusantara dan Mancanegara
5.      Siswa mampu mengkomunikasikan gagasan, teknik, materi dan keahlian berkarya seni rupa Nusantara dan Mancanegara melalui kegiatan pameran dan pagelaran
Pembelajaran seni rupa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.         Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan
2.         Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan
3.         Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
4.         Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.


BAB III

PENUTUP


A.    Simpulan

               Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Sedangkan Kriya adalah kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan
               Seni rupa dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu seni murni, dan seni terapan. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi. Berdasarkan dimensinya, jenis-jenis seni kriya dapat dibedakan sebagai berikut yaitu  Seni kriya dua dimensi dan seni kriya tiga dimensi
               Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.

B.     Saran

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis juga membuka kesempatan bagi kritik dan saran yang membangun dan mengembangkan makalah ini. Karena pada  hakikatnya ilmu pengetahuan akan terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.


DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2013. Artikel Seni Murni. Tersedia dilaman http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_murni. Di akses pada tanggal 04 Maret 2015 pada pukul 09.38
Agus. 2013. Karya Seni Rupa Terapan. Tersedia dilamanhttp://www.jejaring.web.id/karya-seni-rupa-terapan/. Di akses pada tanggal 04 Maret 2015 pada pukul 09.50
Wikipedia. 2013. Artikel Seni Kriya / Kerajinan Tangan. Tersedia dilaman
http://id.wikipedia.org/wiki/Kriya. Di akses pada tanggal 04 Maret 2015 pada pukul 10.03
Sanggon, Bae. 2015. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya. Tersedia dilaman
http://www.scribd.com/doc/62533192/Fungsi-Dan-Tujuan-Pembuatan-Seni-Kriya#scribd. Di akses pada tanggal 04 Maret 2015 pada pukul 10.23
Arif, Zakir. 2015. Artikel Seni Rupa. Tersedia dilaman
http://www.slideshare.net/niiarcliquersterciptauntukku/seni-rupa-39638298
Di akses pada tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 19.02
Wulan. 2014. Artikel Seni Kerajinan Tangan. Tersedia dilaman http://blog
senirupa.tumblr.com/post/59619586015/seni-kriya. Di akses pada tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 19.21
http://duniabaca.com
http://www.mediapustaka.com







1 comments:

Unknown said...

Jendela Kertas Seni rupa murni yang dapat diolah menjadi keperluan pribadi apakah dapat di buat secara terus menerus?

Post a Comment

Love is...
© Rima Putri's Blog - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace